Hai minna..
Hmm gue mau berbagi cerita
tentang gue, cerita yang udah lama banget berkutat di pikiran gue, dan bikin
galau berkepanjangan untuk memutuskan ini cerita bakal gue publish atau engga.
Secara blog gue udah tambah banyak sarang laba-labanya akibat jarang tersentuh
*tsah* dan akhirnya malem ini gue memutuskan buat berbagi.
Gue dalam keadaan alhamdulillah
baik, sehat wal’afiat lahir batin. Nambah nambah sibuk pasca berhijrah ke dunia
industri “Cikarang”. Gue sekarang (sedang) sibuk di Dexa Medica, bagian
Research and Development (RnD), sub bagian Analytical Existing Product, dan
menjabat sebagai Scientist (peneliti, gue kasih tau dari buat yang ga tau). Job
desk kerja gue men-development methode analisa senyawaan (zat aktif) dalam
obat, ya gue mengkiprahkan karir gue di bidang farmasi. Apakah gue bisa membuat
obat? Jawabannya engga haha, tapi gue tau proses pembuatannya nya, tahapan
tahapannya, bahan-bahannya, dan ketika jadi obat itulah sample yang jadi mainan
gue. Sedikit bocoran tentang kerjaan di tempat kerja gue ya, disini sistem
kerjanya dibuat tim untuk satu project obat.
Contoh, buat project Paracetamol,
tim terdiri dari bagian 1. formulasi (yang bikin obat), 2. Analytical
(development method analisa, itu bagian gue), 3. Validasi (yang menvalidkan
method yang bagian analytical kembangkan), 4. Microb (menganalisa tentang
microba), 5. CHC (lab basah kimia banget, ngelakuin uji kimia kayak kadar abu,
kadar air, pH, pelarut dll), 6. Packaging (gue ga tau nulisnya gimana wkwk, dia
pengembangan bahan wadah, kemasan dan tampilannya), dan terakhir 7. Dossier
(yang mengurusi dokumen terkait semua pengembangan). Itulah tim yang gue temui
buat diskusi, meeting, dan ribet bersama wkwk, dan luar biasanya pasca gue lulus
masa percobaan 3 bulan, gue lansung dapet 5 project, duaaaaar lelah dinda bang
T.T gue megang project Pseudoephedrin HCl, CTM, Ranitidine HCl, Metronidazole,
Tramadol.
Ya tapi itu lah semua resiko
berkiprah di perusahaan swasta, dana yang mereka keluarkan sebanding dengan
tekanan dan beban kerja diberikan. Tapi alhamdulillah, itu adalah satu dari
banyak hal yang gue syukuri “gajinya lumayan” wkwkwk, gue pernah ngerasain
dapet uang saku beasiswa sekian ratus ribu rupiah dan itu berjalan selama 4
tahun full. beres sidang skripsi gue lansung ditarik jadi asisten dosen dan
ngerasain 4-5 x lipat uang saku beasiswa gue dulu, dan sekarang gue dapet
rejeki buat ngerasain hampir 10 x lipat uang saku gue, huaaa alhamdulillah
:D:D:D. Ya walaupun gaji gue masih kalah jauh sama anggi si huhuhu, tapi
setidaknya gue udah bisa mengejar dia. Secara general posisi kita udah sama
yaitu pada tingkat supervisor, walaupun secara pengalaman (dibidang yang
berbeda), gue mah masih jauh di bandingin beliau, ya itu jadi motivasi tersendiri
buat gue.
Ya kerja itu harus punya
motivasi, karna kerja itu beda jauh sama kuliah, gue bisa bilang sekarang klo
kuliah itu adalah masa paling nyaman buat berleha-leha, santai, dan main! Udah
kerja mah pulang kerja tuh yang dicari Cuma kasur, cape. Pagi berangkat lagi,
pulang malem, terus we gitu. Padahal jenis kerjaan gue itu dinamis, tapi
lama-lama kerasa jenuh, gue ga bisa bayangin yang kerjanya statis, tiap hari
yang di kerjain samaaaa terus, pasti jenuh banget itu. Dan salah satu motivasi
gue itu adalah beliau, anggi.
Lagi nunggu ya cerita tentang
“pengingat atau pengikat?” hehehe, ini yang gue galauin buat dipublish. Di
cincrot aja yang gue ceritain Cuma apip doang, gue takut di kira pamer sama
yang lain, padahal niatnya pengen cerita aja. Apip yang semangat 45 nyuruh gue
buat pamer wkwk
Yang ada di khayalan gue itu
adalah, tetiba sosok lelaki yang gue sayangi dan kagumi, merendahkan badannya
dan bertumpu pada lutut, sambil membuka kota red velvet berisi cincin dan
berkata “will you merry me?” *merry meeeee (backsound lagunya bruno mars)*, dan
gue senyum sambil menahan air mata terharu dan bilang “I do” dan penonton pun
bersorak bergembira memberikan selamat, terus gue di pakein cincin dan sambil tangan
gue di genggam, dia berkata “makasih ya sayang”. Huaaaaaa indah banget banget
kayaknya tuh moment. Dan faktanya gue ga ngalamin itu hahaha.
Fakta pertama, gue belom dilamar
“resmi” sama beliau. Kedua, lelaki yang gue sayangi dan kagumi ga berlutut tapi
duduk di depan gue. Ketiga, dia ga bawa kotak apapun kecuali kotak mainan yang
abis kita beli. Keempat, dia ga ngasih gue cincin tapi ngasih uang buat beli
cincin sendiri. Kelima, dia ga berkata “will you merry me?” tapi bilang “besok
kamu pilih sendiri ya modelnya, klo aa yang beli takut kamu ga suka sama ga
muat di jari kecil kamu” zzzzzzzzz. Keenam, gue ga jawab “I do” tapi jawab “oke
baiklah” sambil ngedumel karna ga ada romantis romantisnya. Ketujuh, ga ada penonton
diantara kita. Kedelapan, tangan gue di genggam, dan dia berkata “nanti di pake
di sini ya *megang jari manis gue* biar cowo-cowo disana itu tau klo kamu udah
ada yang punya, dan ga ada yang berharap sama kamu de. Dan setiap kamu liat
cincin itu kamu bakal inget sama aa” Whiiiiiihi anggi romantis dengan caranya
sendiri, dia berhasil bikin gue melting dan malam itu sukses pipi gue merah.
Iya, dia lelaki penyayang dan
pekerja keras yang memilih gue untuk mewujudkan mimpi mimpi besar kita berdua,
memulai semuanya dari awal, lelaki yang ga pernah capek meningkatkan kualitas
pribadinya dan membimbing gue buat lebih baik juga, membuat gue semakin
menghargai indahnya pertemuan dan waktu bersama.
Anggi, iya Anggi
Salam hangat