Kamis, 30 Januari 2014

Permen manis

Satu percakapan sore antara gue dan nyokap tercinta di salah satu apotik di bilangan cipanas, gue menemani nyokap beli obat buat calon ade gue di kandungan nyokap gue
Yani: bla bla bla
Mama: bla bla bla
Y: mah mau itu ya satu (nunjuk etalase)
M: mau apa?
Y: itu (nunjuk permen)
M: kenapa mau beli permen pagoda? Inget anggi ya
Y: -________-

Yasalam segitu banyak nya kenangan antara gue sm anggi, yang bikin nyokap gue aja ampe masih inget

Pagoda pastilles. Yup, itu permen kesukaan anggi. Gue juga ga tau kenapa dia seneng beli permen itu. Biasa nya di kantong celana dia selalu ada sapu tangan sama permen itu. Setau gue si itu pengganti ngilangin pahit akibat berhenti ngerokok. Tapi semenjak putus sama gue dia jadi ngerokok lagi *jadisedih.

Jadi setiap gue liat permen ini, gue jadi inget *lagi

Salam mint :)

Permen manis

Satu percakapan sore antara gue dan nyokap tercinta di salah satu apotik di bilangan cipanas, gue menemani nyokap beli obat buat calon ade gue di kandungan nyokap gue
Yani: bla bla bla
Mama: bla bla bla
Y: mah mau itu ya satu (nunjuk etalase)
M: mau apa?
Y: itu (nunjuk permen)
M: kenapa mau beli permen pagoda? Inget anggi ya
Y: -________-

Yasalam segitu banyak nya kenangan antara gue sm anggi, yang bikin nyokap gue aja ampe masih inget

Pagoda pastilles. Yup, itu permen kesukaan anggi. Gue juga ga tau kenapa dia seneng beli permen itu. Biasa nya di kantong celana dia selalu ada sapu tangan sama permen itu. Setau gue si itu pengganti ngilangin pahit akibat berhenti ngerokok. Tapi semenjak putus sama gue dia jadi ngerokok lagi *jadisedih.

Jadi setiap gue liat permen ini, gue jadi inget *lagi

Salam mint :)

Senin, 27 Januari 2014

*sanset

Saat senja datang,
Apakah Bumi yang pergi meninggalkan
Atau Matahari yang mengucapkan selamat
tinggal?

Saat purnama tinggi,
Apakah Bumi yang menatap rindu
Atau Rembulan yang menatap kangen?

Saat hujan turun,
Apakah awan yang berlarian tak sabar
Atau Bumi yang menyambut riang?
Entahlah.

Saat dua sahabat lama bertemu
Siapa yang menunggu, siapa yang datang
Jika dua-duanya berpelukan erat

Saat dua musuh berperang
Siapa yang memulai, siapa yang mengakhiri
Jika dua-duanya sama-sama binasa

Pun, saat sebuah hubungan terputus
Siapa yang pergi, siapa yang ditinggal
Jika dua-duanya sama2 terluka

Entahlah.

Nb: repost karya nya bang tere liye, sosok yang selalu menginspirasi :)

Sabtu, 25 Januari 2014

Rindu?

Terima kasih

kau mengajarkan arti rindu tanpa menggunakan kata-kata
Kau menyampaikan rasa rindu melalui sikap dan tatapan yang hangat
Dan aku tau kapan rindu ku berbalas, ya itu saat kau datang dan tersenyum

Selasa, 21 Januari 2014

Rindu

Rindu membuatmu bertanya, apa dia menyimpan rasa yang sama?

Rindu, apa ada yang tau definisi dari rindu? Ada yang bisa menjelaskan dengan pasti seperti apa bentuknya atau rumusnya? Jika ada tolong bantu jelaskan, karna aku tak tau.

Aku tak tau dampak apa yang bisa ia berikan, jika aku hanya berdiam diri karnanya. Aku tak tau apa rindu ini hanya datang sementara atau dia akan bersemayam manis untuk waktu yang lama. Aku tak tau apa rindu ini berbahaya jika aku mencoba bersahabat dengannya. Ada yang bisa memberi tau? Jika ada tolong bantu jelaskan karna aku tak tau.

Rindu hanya membuatku bingung, bingung bagaimana aku harus bersikap kepadanya. Rindu hanya membuatku takut, takut apa ini akan  mengganggunya. Rindu ini hanya membuatku sedih, sedih karna merasa sendirian. Rindu hanya membuatku kesal, kesal mengapa hanya dia yang bisa membuatku kesal. Dan rindu akan selalu membuatmu bertanya, apa dia menyimpan rasa yang sama?

Rabu, 15 Januari 2014

Berbaik sangka

Repost bacaan menarik, dan semoga bisa diambil hikmah nya

“ TUGAS KITA.... JANGAN BERBURUK SANGKA ”
Dikisahkan tentang seekor keledai tua, milik
seorang petani tua, yang terperosok ke dalam
sebuah sumur tua.
Ah, hari sudah sore.. Sumur itu gelap sekali.
Petani itu begitu menyayangi keledainya, sahabat
perjuangannya selama belasan tahun
menyambung hidup. Maka dicobanya segala cara
untuk mengeluarkan sang keledai.
Mula-mula dengan tali. Diulurkannya ke bawah.
Diteriakinya sang keledai agar menggigit tali itu.
Ditariknya. Dan gagal. Lalu dibuatnya simpul laso.
Diulurkannya ke bawah lagi. Diserunya sang
keledai masuk ke laso. Ditariknya. Berat. Dan
sang keledai berseru-seru serak. Oh itu lehernya
terjerat. Gagal lagi. Dicobanya segala cara dengan
tali. Dan ia gagal. Merasa tak berguna..
Lalu dicobanya mengulurkan sebatang bambu.
“Jepitlah bambu ini dengan kaki-kakimu!”,
teriaknya. Ditariknya lagi. Dan nihil. Segala cara
bambu. Dan semuanya nihil hasil. Dicobanya pula
balok-balok kayu. Dengan segala rekadaya. Dan ia
makin lelah. Dan harapnya makin menguap.
Merembes keluar dari jiwa bersama keringat yang
mengkuyupi pakaiannya.

Matahari makin rendah di barat sana, hari kian
menyenja. Dan sang petani telah mengambil
keputusan bersama keputusasaannya. Ia akan
menimbun sang keledai. Biarlah si keledai tua
beristirahat di sana. Rehat yang tenang setelah
belasan tahun pengabdian. Biarlah.. “Keledaiku
tersayang.. Terimakasih atas persahabatan kita.
Kini saatnya engkau beristirahat. Istirahatlah
dengan tenang..” Matanya basah. Dadanya sesak.
Tangisnya tertahan. Tapi dia mulai mengayunkan
cangkul. Setimbun demi setimbun tanah meluncur
ke dasar sumur.
Si keledai marah ketika segenggam tanah pertama
mengenai punggungnya. Tapi makin lama, ia tahu
apa yang harus dilakukannya. Ia mengangkat
kakinya, naik ke atas tiap timbun tanah yang
jatuh di dekat kakinya. Kadangkala ia harus
bergerak ke tepi, menghindari guyuran tanah dari
atas. Atau menggoyang tubuhnya hebat-hebat,
agar tanah yang menimpa punggung gugur ke
bawah. Tapi ia terus naik. Tiap kali ada tanah
jatuh, ia naik ke atasnya. Begitu terus..
Hingga senja sempurna menjadi malam. Dan sang
petani yang bersedih mengira ia telah sempurna
menguburkan keledai kesayangannya. Dalam lelah,
dalam payah, dalam duka yang menyembilu hati ia
berbaring di samping sumur. Sejenak
memejamkan mata, menghayati gemuruh dalam
dadanya. Dan saat itulah, sang keledai meloncati
tubuhnya dengan ringkikan bahagia, keluar dari
sumur tanpa kurang suatu apa.

Tugas kita adalah berbaik sangka. Bahwa yang
seringkali kita anggap sebagai mushibah,
seringkali bukanlah mushibah itu sendiri. Bahwa
yang seringkali kita anggap sebagai penderitaan,
bisa jadi adalah pertolongan Allah dari jalan yang
tak kita sangka-sangka.
Tugas kita adalah berbaik sangka. Terutama
padaNya.
Tugas kita adalah berbaik sangka. Juga pada
manusia.
Sebagaimana bahwa semua orang yang menyakiti,
menganiaya, melecehkan, dan menzhalimi diri ini
adalah guru bagi kita. Guru yang sejati.
Bukan karena mereka orang-orang bijak. Tapi
karena kitalah yang sedang belajar untuk menjadi
bijak..

Tugas kita adalah berbaik sangka. Juga pada diri
kita ini.
Sebagaimana ketika kita menarik seseorang dalam
kehidupan kita, tentu tujuannya bukanlah untuk
memerinci kesalahan-kesalahannya..

Salam hangat

Kamis, 09 Januari 2014

Pagi hari, panda

Kamis pagi, dan entah kenapa gue inget panda, haha tumben

Ya panda, kali ini gue mau bercerita tentang panda. Panda itu temen sekelas gue pas TPB, dia kebetulan jadi tukang jarkom di kelas gue, dan dari situ lah awal mula gue tau, kenal, dan berkomunikasi sama dia. Hmm gue kenal dia dari tahun 2011, saat gue masih sama anggi. Yang gue suka dari dia, dia bukan kayak tipe cowok kebanyakan. Biasa nya klo ada cowo ngajak berteman terus akhirnya tau klo si cewek udah punya pacar pasti tu cowok mundur secara teratur dan ga deket lagi. Tapi panda beda, dia mengajak berteman, terus tau ada anggi dan dia tetep bersikap biasa aja, tetap berteman. Dan sikap itu yang gue suka, dia emang beneran pure pengen temen aja sama gue, jadi gue nyaman berteman sama dia.

Karakter panda sedikit banyak sama kayak karakternya anggi, kadang mereka mikirin hal yang sama, dan bersikap sama buat ngatasin masalah. Tapi panda sama anggi tetep aja beda dan ga bakalan pernah bisa di samain. Satu hal yang bikin gue salut dan hormat banget sama dia, dia pernah minta ijin sama anggi buat temenan sama gue, keren banget kan? Banget, gimana ga keren coba, cuma orang keren yang bersikap kayak gitu, dan dia dulu juga berkomunikasi sama anggi. Nah mulai saat itu gue jadiin panda sahabat di hati gue (ga tau si klo dianya mah hehe)

Gue klo ada apa apa pasti cerita sama dia, curhat sama dia, sikap gue sebenernya nambahin masalah dia aja kayak nya, tapi ya gue nyaman cerita sama dia. Gue nyaman karna gue percaya sama dia klo cerita gue bakal aman. Gue nyaman karna dia memberikan nasehat dan solusi yang gue butuhin bukan yang gue mau. Pernah suatu ketika (dulu) gue berantem sama anggi, karna salah paham si masalahnya, terus gue curhat sama panda, kan namanya orang curhat ya pengen nya kan di belain di bikin seneng gitu, eeeh dia malah marahin gue dan nyuruh gue minta maaf sama anggi karna menurut dia gue yang salah. Bayangin yang curhat gue tapi yang dibelain malah anggi coba dan gue dikasih banyak nasehat buat lebih dewasa, jangan jadi perempuan bocah yang labil, dikit-dikit marah, dikit-dikit ngambek.

Ya itu lah panda. Sedikit banyak (lebih banyak si sebenernya) membentuk karakter gue. Membentuk karakter gue buat jadi perempuan kuat yang ga cengeng (tapi maaf karna sampe sekarang gue masih sering nangis panda). Membentuk gue jadi perempuan mandiri yang ga ketergantungan sama orang, menjadi perempuan dewasa yang bisa diandalkan, perempuan yang bisa ngambil keputusan sendiri secara bijak, bukan perempuan ababil lagi. Gue berusaha dan terus berusaha panda walaupun hasilnya ga maksimal.
Kata orang cewek sama cowok itu ga bisa sahabatan. Dan anggi percaya itu. Panda the most people yang bikin anggi cemburu, walaupun panda udah minta ijin dan gue udah jelasin ke dia tetep aja anggi ada rasa cemburu klo gue nyeritain panda ke dia. Dan ternyata ampe sekarang anggi cemburu sama panda haha, padahal ampe sekarang juga gue tetep sahabatan dan ga ada apa-apa sama panda. Nemo juga salah satu yang pernah ngungkapin klo dia jealous sama panda. Walaupun nemo bilang “aku cemburu yan, walaupun aku ga punya hak buat cemburu”. Dari semenjak itu gue ga pernah bahas lagi tentang panda, padahal biasanya gue cerita ke nemo “tadi makan malem sama panda”, “panda jadi ini loh”, “ panda jadi ini sekarang..”. dan nemo malah makin jadi ga suka sama panda. Maaf ya panda jadi ada yang jealous sama lo, padahal lo nya ga salah apa apa (gue minta maaf emang panda nya baca tulisan gue -_-)

Hmm gue juga pernah “dilabrak” sama cewek nya dia, udah lama si gue aja lupa kapan tepatnya, secara halus si tapi tetep aja ngena. Tenang aja mba, gue ga pernah punya niat buat ngambil beliau dari sisi mba qo, beliau sahabat gue dan bakal tetep jadi sahabat gue, tenang ya mba *senyum.

Pasti orang-orang yang baca ini nyangka nya panda lembut banget sama gue ya? Haha kalian salah total. Panda mengajari gue dengan caranya. Dia tu galak banget, galak pake banget klo udah marahin gue. Kadang kata-kata dia juga bikin gue sakit, walaupun dia ga niat kayak gitu. Jarang banget bikin gue nya seneng, jarang. Tapi ya itu lah cara dia buat bikin gue lebih kuat. Cara dia buat menunjukan klo dia peduli sama gue. Dan gue yakin semua nasehat dia baik buat gue dan emang buat kebaikan gue.

Panda itu orang yang realistis. Dia tipe pria yang berprinsip, dan dia bakal terus menjaga prinsipnya. dimata gue panda adalah sosok yang hebat, sosok yang mau bergerak, sosok yang peduli sama sekitarnya, dan sosok yang banyak mengispirasi gue. Dia organisator dan sibuuuuk banget, apalagi sekarang nambah sibuk dia. Itu yang bikin gue jadi jarang cerita apa apa lagi ke panda, apalagi semenjak kehadiran nemo yang intens banget, wah bisa itung jari gue punya quality time bareng panda.

Kemaren-kemaren sempet terjadi perseteruan hebat gue sama dia. Dia mencalonkan diri sebagai ketua BEM Fmipa. Ketua BEM itu menurut gue jabatan yang sesuatu banget, jabatan yang bukan sembarang orang bisa dapet dengan mudah, jabatan yang bakal direbutin oleh orang-orang hebat,orang-orang yang mau membagi waktu, pikiran sama tenaga mereka buat orang lain. Dia dulu kerja di BEM KM saat gue kerja di BEM fmipa, dan sekarang dia turun ke fakultas buat ngebenahin urusan yang belom beres. Dan gue orang pertama yang ga setuju dia nyalonin, dan gue bilang klo gue ga setuju. Bukan karna dia ga berpotensi di posisi itu, bukan. Dia sangat berpotensi menurut gue buat jadi ketua, dia udah punya pengalaman, dia juga orang nya berkomitmen, dan dia juga punya banyak pengetahuan tentang organisasi. Tapi gue merasa bakal kehilangan panda gue, klo dia ntar nya kepilih, gue takut kehilangan sahabat kayak dia. Kemaren aja dia cuma jadi staff udah sibuk banget, apa lagi klo jadi ketua waaah gue ga bisa bayangin deh. Padahal dia sempet bilang “ketua itu ga sibuk yan, dan kita tetep bakal punya quality time nanti” tapi tetep aja gue takut dan ga setuju. Egois si memang tapi itu yang gue rasakan. Gue ga mau bantuin sama sekali proses kampanye dia, gue lebih baik ambil sikap diam daripada gue gagalin rencana dia, soal nya tekad nya udah bulet banget buat nyalon. Tapi gue percaya dia bisa buat berada di posisi itu, dan tanpa dia tau surat suara gue memilih dia. Tapi biar aja panda nyangka nya gue tetep ga setuju dan bersikap antipati, itu lebih baik.

Satu rahasia kecil gue yang panda ga tau, dan mungkin orang lain udah tau. Gue ga mau dia jadi ketua bem itu karna, gue takut. Gue takut suka lebih dari sahabat.

Salam hangat

Bintang.

Tertular dari hobi seseorang, seseorang yang gemar membuat puisi pendek, tapi terasa indah, dan gue suka itu hehe

Bintang
Mengapa kamu bersinar begitu terang?
Tapi entah mengapa kau selalu tampak jauh

Bintang
Apa kamu tidak lelah untuk bersinar?
Karna sinar mu tak pernah terlihat meredup

Bintang
Apa kamu tidak merasa kesepian diangkasa sana?
Karna setiap melihat mu aku merasa sendiri

Bintang,
Mau aku temani bersinar?
Walaupun aku tak bisa bersinar
Seperti mu

-Seorang mahasiswi kimia yang mencoba menulis, terispirasi dari seorang mahasiswa akuntansi berbakat

Rabu, 08 Januari 2014

Nemo.

Nemo..

Dia sahabat gue, ya seorang sahabat yang memberikan banyak moment buat gue. Seorang sahabat yang secara tidak terduga jatuh hati pada sahabatnya, pada orang yang selalu memberinya keluh kesah, orang yang selalu memberinya cerita membosankan, ya dia mengaku telah terlanjur jatuh hati.

Gimana perasaan gue pas pertama kali tau tentang perubahan perasaan dia, hmm biasa aja. Cukup kaget sebenernya, qo bisa cowok se-care dia suka sama gue. Sosok perempuan biasa saja, kurang menarik bahkan, cerewet, seneng ngegalau, banyak cerita, hmm sedikit plin-plan dan yang paling penting sosok perempuan yang hati nya selalu terpaut pada masa lalu.

Dia datang di saat yang kurang tepat kayak nya (menurut gue), dia datang di saat gue sendiri sedang mencoba membenahi hati gue. Membenahi sesuatu yang sebenernya gue sendiri yang secara sadar udah  ngancurin. Lebay? Patah hati sesuatu yang alay? Tapi itu yang gue rasain. Gue udah pernah ngerasain sakit nya kehilangan, dan itu sedikit banyak bikin gue trauma. Trauma untuk punya rasa “memiliki” lagi. Trauma untuk memiliki perasaan “terlalu menyayangi” seseorang lagi. Jujur gue takut, gue takut buat membina suatu hubungan lagi, gue takut ngerasain sakit yang sama lagi. Cukup gue rasain itu saat gue kehilangan sosok anggi dulu.

Gue pernah posting tentang hujan kan? Ya setiap hujan, gue pasti inget sosok anggi lagi, inget sakitnya rasa kehilangan lagi, dan itu bikin gue ga suka hujan. Sugesti mungkin ya, tapi tubuh gue juga jadi membenci hujan. Tubuh gue bisa bertahan klo gue ga tidur semaleman full, gue masih fit aja walaupun gue ga ketemu nasi seharian, tapi klo gue ketemu hujan dan kehujanan badan gue lansung demam. Ga percaya? Tapi itu faktanya.

Hmm hingga akhirnya setelah kepergian anggi gue berprinsip. Berprinsip buat ga pacaran lagi selama gue kuliah, dengan siapapun. Gue mikir buat apa gue pacaran lagi, mencoba sayang keseseorang lagi, toh ketika kita tidak berjodoh, gue akan ngerasain sakit nya kehilangan lagi. Gue ga mau. Gue ga mau ngerasa kehilangan lagi.

Tapi, nemo membawa suatu perubahan dalam cerita gue. Nemo selalu ada disamping gue dari dulu,  tapi menjadi sosok “pria” yang memiliki perasaan melebihi sahabat baru gue rasain 3 bulan belakangan ini. Gue sayang sama dia, tapi sayang sebagai sahabat dan gue ga mau lebih dari itu. Alesannya? Karena bukan dia yang hati gue harapkan, bukan dia yang hati gue pilih. Gue selalu ngingetin diri gue sendiri “yan, dia sahabat kamu, jangan bikin dia berharap lebih dari sahabat, karna pada akhirnya akan ada yang merasa sakit, pasti”. Dan gue berkali-kali menyatakan hal ini ke dia, gue minta buat dia ga berharap sama gue, dan dia bilang “iya yan”.

Sekeras-keras nya karang, bila terus menerus dihantam air laut bukankah dia akan berlubang juga? Gue inget banget pernyataan dia “walaupun kamu ga mau, tapi hati kamu bukan hati batu yan”. Ya, hati gue mulai berubah, gue mulai merasakan sesuatu yang berbeda. Berbeda karena semua sikap yang dia berikan ke gue. Semua perhatian nemo bikin gue mengerti, mengerti bagaimana rasanya dicintai. Gue seneng, bahagia si tepatnya dengan semua kejutan yang dia kasih. Dia membuat gue belajar, belajar sembuh dari rasa takut gue. Dan gue belajar buat sayang ke dia, sayang lebih dari sahabat.

Semakin gue belajar, semakin bikin gue sadar. Bukan nemo yang hati gue mau, bukan nemo. Bukankah perasaan bukan sesuatu yang bisa dipaksakan. Semakin gue paksa buat sayang ke nemo, sayang lebih dari sahabat, hati gue semakin menolak. Hati gue ga bisa. Hati gue belum siap menerima sosok baru. Udah gue coba, dan hasilnya gue ga bisa. Gue tetep sayang nemo sebagai sahabat. Dan gue nyaman dengan perasaan itu.

Temen gue, om ihan ngasih gue link ke blog dia dan nyuruh gue baca, bagi yang pengen baca http://iamihan.blogspot.com/2013/12/untuk-kaum-hawa.html#pages/1 silahkan. Dari situ gue dapet sedikit pencerahan. Emang udah kodratnya perempuan itu dicintai terlebih dahulu bukan mencintai terlebih dahulu, kemudian jika ada pria yang benar-benar mencintai dia, maka dia harus belajar menerima dan mencintai. Para tetua-tetua Hika, temen-temen gue(nanti ada postingan khusus buat kalian) mendukung *banget tentang perjuangan nemo ke gue. Tapi apa hati bisa dipaksakan? Memang lebih baik dicintai, tapi bukan nya lebih baik lagi jika hati kita yang memilih ingin dicintai oleh siapa :)

Nb: nemo, terima kasih sudah hadir dan memberi warna di cerita gue, terima kasih karna tetap menjadi sosok sahabat yang luar biasa, terima kasih karna telah menyayangi. Kamu jangan lupa untuk bahagia ya :)

Salam hangat