Salah satu departement di kantor gue adalah departement Analytical. Departement ini besar dan memiliki banyak jenis pekerjaan yang spesifik diantaranya Analytical Development (AD), Analytical Validation (AV), Analytical Stability (STB) dan CHC (bagian khusus bahan baku). Dari awal join di DDC gue sudah ditempatkan di AD, seperti yang sudah gue jelaskan di postingan tanggal 18 September 2016. Nah di AD ini ternyata banyak task ya juga dan beberapa hasil assessment saling overlap, akhirnya tahun 2021 dipecah menjadi AD yang hanya fokus ke pengembangan metode analisa, dan Analytical Service (AS) yang fokus ke optimasi method hasil AD serta support analisa sample trial formulasi.
Awalnya cuma terdiri dari dua modul dengan masing-masing terdapat dua orang Scientist dan empat orang Analis. Setiap modul dibawahi manager yang berbeda, modul 1 under Mas Jefri, modul 2 under mba Tari. Beliau-beliau memegang 1 modul AD-AV dan 1 modul AS. Pertahun awal tahun 2023, mba Tari memutuskan resign dan pindah ke perusahaan lain, tapi mas Jefri juga ga bisa lansung pegang dua modul AS karena beliau juga kelimpahan modul AD-AV nya mba Tari. AS gimana dong tanpa manager??? Jadinya lansung di take over oleh atasan mereka (atasan gue juga si), yaitu Senior Manager Analytical, ibu Ryana.
Dan di saat itulah sebuah kesempatan datang. Bu Ryana dan para AD Panel (sekumpulan manager setiap bagian Analytical) memutuskan bagian tekhnical koordinasi AS akan di handle oleh Scientist, under supervisi bu Ryana lansung. Dan scientist yang terpilih adalah gue yang saat itu sudah di level sebagai Lead Scientist.
Sebuah tantangan baru yang jika dilihat dari sudut pandang pekerjaan ini adalah sebuah beban tambahan di luar jobdesk utama. Tapi jika dilihat dari sudut pandangn personal, ini adalah kesempatan besar untuk memperbesar kapasitas diri dengan cara yang baik. Gue sempet seneng plus galau pas dikasih task ini. Seneng karena akhirnya gue di percaya buat sesuatu yang besar, galaunya karena gue tau kerjaan gue akan nambah dan gue tau diri klo kapasitas gue belum sebesar itu.
Kenapa gue yang kepilih? Jujur gue juga ga tau karena gue merasa performa gue standard dan type yang ga ambis sama kerjaan. Gue selalu pulang teng go karena ikut jemputan karyawan. Klo pulang telat resikonya adalah pulang sendiri naik grabcar yang menghabiskan budget 70-90k dari kantor sampe rumah. Bisa si naik krl, tapi tetep perlu grabbike dari kantor ke stasiun sekitar 25-30k dan dari stasiun ke rumah sekitar 15-20k, ya sama aja sayang duitnya klo pulang tanpa jemputan karyawan. Jadi ga ada alasan lain selain pulang tepat waktu wkwk.
Di kantor gue ada beberapa level macam PNS. Untuk level analis dari PC 47-49, dan untuk level scientist dari PC 49-53 (ini sebenernya bisa sampe 63)
Detail level analis:
47 : Junior analis
48 : Analis
49 : Senior analis
Detail level scientist:
49 : Asisten scientist
50 : Scientist
51 : Lead scientist
52 : Senior scientist
53 : Associate principle scientist
54 : Manager
55 : Senior manager
Aktualnya level 53 itu udah setara manager, task dan responsibility nya juga udah di level manager tapi gaji dan fasilitasnya beda sama level 54🤣. Nah nah nah, gua yang baru naik jadi 51 udah dikasih kerjaan 53, mabok ga tuh😅😅😅 Gue si anak yang paling tidak enakan ke orang lain dan yang ga bisa nolak kerjaan ini cuma bisa jawab ‘baik bu’ sambil tertatih-tatih learning by doing.
Alhamdulillah, sampai saat ini gue masih dipercaya jadi koordinator AS, tim gue juga berkembang jadi ada enam scientist dan dua belas analis. Dan masalah kerjaan ibu typical delegasi full, jadi ya gue sedikit banyak sudah masuk ke ranah managerial, jadi gue diajak meeting sama AD Panel, wajib hadir di semua update project DDC yang sample nya masuk AS yang berefek gue ga bisa kena shift lagi karena meeting update project rutin setiap minggu di rolling untuk sekian puluh project DDC.
Gue merasa kapasitas gue sedikit banyak berkembang dan bertambah. Gue mendapatkan ‘trust’ dari tim gue, dan gue akan selalu di cari untuk diskusi bersama klo mereka nemuin problem. Gue suka dengan posisi gue sekarang. Walaupun sangat jauh dengan sesa lead sct lain, tapi gapapa gue dapet banyak ilmu gratis yang mengasah softskill gue.
Sekian cerita gue.
Salam hangat,
Rizqiyani