Selasa, 25 Februari 2025

Analytical Service Team

Salah satu departement di kantor gue adalah departement Analytical. Departement ini besar dan memiliki banyak jenis pekerjaan yang spesifik diantaranya Analytical Development (AD), Analytical Validation (AV), Analytical Stability (STB) dan CHC (bagian khusus bahan baku). Dari awal join di DDC gue sudah ditempatkan di AD, seperti yang sudah gue jelaskan di postingan tanggal 18 September 2016. Nah di AD ini ternyata banyak task ya juga dan beberapa hasil assessment saling overlap, akhirnya tahun 2021 dipecah menjadi AD yang hanya fokus ke pengembangan metode analisa, dan Analytical Service (AS) yang fokus ke optimasi method hasil AD serta support analisa sample trial formulasi.

Awalnya cuma terdiri dari dua modul dengan masing-masing terdapat dua orang Scientist dan empat orang Analis. Setiap modul dibawahi manager yang berbeda, modul 1 under Mas Jefri, modul 2 under mba Tari. Beliau-beliau memegang 1 modul AD-AV dan 1 modul AS. Pertahun awal tahun 2023, mba Tari memutuskan resign dan pindah ke perusahaan lain, tapi mas Jefri juga ga bisa lansung pegang dua modul AS karena beliau juga kelimpahan modul AD-AV nya mba Tari. AS gimana dong tanpa manager??? Jadinya lansung di take over oleh atasan mereka (atasan gue juga si), yaitu Senior Manager Analytical, ibu Ryana.

Dan di saat itulah sebuah kesempatan datang. Bu Ryana dan para AD Panel (sekumpulan manager setiap bagian Analytical) memutuskan bagian tekhnical koordinasi AS akan di handle oleh Scientist, under supervisi bu Ryana lansung. Dan scientist yang terpilih adalah gue yang saat itu sudah di level sebagai Lead Scientist.

Sebuah tantangan baru yang jika dilihat dari sudut pandang pekerjaan ini adalah sebuah beban tambahan di luar jobdesk utama. Tapi jika dilihat dari sudut pandangn personal, ini adalah kesempatan besar untuk memperbesar kapasitas diri dengan cara yang baik. Gue sempet seneng plus galau pas dikasih task ini. Seneng karena akhirnya gue di percaya buat sesuatu yang besar, galaunya karena gue tau kerjaan gue akan nambah dan gue tau diri klo kapasitas gue belum sebesar itu.

Kenapa gue yang kepilih? Jujur gue juga ga tau karena gue merasa performa gue standard dan type yang ga ambis sama kerjaan. Gue selalu pulang teng go karena ikut jemputan karyawan. Klo pulang telat resikonya adalah pulang sendiri naik grabcar yang menghabiskan budget 70-90k dari kantor sampe rumah. Bisa si naik krl, tapi tetep perlu grabbike dari kantor ke stasiun sekitar 25-30k dan dari stasiun ke rumah sekitar 15-20k, ya sama aja sayang duitnya klo pulang tanpa jemputan karyawan. Jadi ga ada alasan lain selain pulang tepat waktu wkwk.

Di kantor gue ada beberapa level macam PNS. Untuk level analis dari PC 47-49, dan untuk level scientist dari PC 49-53 (ini sebenernya bisa sampe 63)

Detail level analis:

47 : Junior analis

48 : Analis

49 : Senior analis

Detail level scientist:

49 : Asisten scientist 

50 : Scientist

51 : Lead scientist

52 : Senior scientist

53 : Associate principle scientist

54 : Manager

55 : Senior manager

Aktualnya level 53 itu udah setara manager, task dan responsibility nya juga udah di level manager tapi gaji dan fasilitasnya beda sama level 54🤣. Nah nah nah, gua yang baru naik jadi 51 udah dikasih kerjaan 53, mabok ga tuh😅😅😅 Gue si anak yang paling tidak enakan ke orang lain dan yang ga bisa nolak kerjaan ini cuma bisa jawab ‘baik bu’ sambil tertatih-tatih learning by doing. 
Alhamdulillah, sampai saat ini gue masih dipercaya jadi koordinator AS, tim gue juga berkembang jadi ada enam scientist dan dua belas analis. Dan masalah kerjaan ibu typical delegasi full, jadi ya gue sedikit banyak sudah masuk ke ranah managerial, jadi gue diajak meeting sama AD Panel, wajib hadir di semua update project DDC yang sample nya masuk AS yang berefek gue ga bisa kena shift lagi karena meeting update project rutin setiap minggu di rolling untuk sekian puluh project DDC. 

Gue merasa kapasitas gue sedikit banyak berkembang dan bertambah. Gue mendapatkan ‘trust’ dari tim gue, dan gue akan selalu di cari untuk diskusi bersama klo mereka nemuin problem. Gue suka dengan posisi gue sekarang. Walaupun sangat jauh dengan sesa lead sct lain, tapi gapapa gue dapet banyak ilmu gratis yang mengasah softskill gue.

Sekian cerita gue.

Salam hangat,

Rizqiyani

Sabtu, 22 Februari 2025

Kecewa

 Selamat sore,

Kecewa, lagi-lagi gue merasakan rasa kecewa gara-gara Anggi. Ya rasa kecewa hadir karena ada rasa berharap dan memiliki ekspektasi pada suatu hal. Kebodohan gue, gue tenyata masih menggantung harapan sama Anggi. Ya gue bodoh, dan gue merasakan rasa kecewa itu lagi karena kesalahan gue. Gue nangis lagi untuk kesekian kalinya.

Jadi gini ceritanya, udah dari bulan November anak-anak kantor gue ajakin staycation, dan mereka setuju untuk staycation di bulan Februari. Dari awal Januari udah gue sounding ke Anggi klo gue mau pergi, dan menawarkan dia untuk tidur di rumah. Kenapa? karena Arzan setiap malem selalu nanya "kapan ya aa bisa bobo sama  babah lagi?" potek banget ga si gue mendengar permintaan tulus aa, jadi setiap ada kesempatan untuk dia menginap ketika gue ga ada dirumah, selalu gue tawarkan untuk beliau menginap. 

Kejadian pertama ketika gue dinas ke DXM di Palembang, dia udah ok, bahkan hari H masih gue konfirmasi dan dia jawabnya ok. Aktualnya, sore dia nelfon Arzan dan ibu Budi - ibu yang momong anak-anak- bahwa dia ga bisa ke rumah karena sakit. Dia vcall kalo dia di rawat sampai di infus. Jadi gagal buat menginap dan Arzan kecewa, termasuk gue.

Kejadian kedua tentang staycation ini, dia udah oke untuk datang. Jumat malam sebelum keberangkatan dia ngabarin klo dia harus kerja dan ga bisa ke rumah. Gue ga punya opsi lain buat siapa yang nemenin anak-anak karena gue percaya banget kali ini dia akan datang. Ya lagi lagi gue kecewa. Gue lansung packing baju anak-anak biar gue bawa aja staycation. Untungnya, pas gue kabarin mama papa, mama dengan sigap sabtu subuh lansung berangkat ke Bekasi buat nemenin anak-anak, alhamdulillah. Jadi gue tetap sesuai dengan rencana untuk staycation dengan anak-anak kantor tanpa membawa Arzan dan Aruna.

Malam itu gue tidur dengan hati yang kusut, gue terbesit suudzon klo dia ga dijinin sama pacarnya untuk menginap lagi di rumah gue, makanya ga jadi datang. Rasa benci dan kesel itu muncul lagi, pikiran klo Anggi selalu memilih pacarnya daripada gue apalagi anak-anak. Nafsu makan gue ancur lagi, ga laper dan semua terasa pahit, memang mood sangat menentukan segala hal di tubuh gue. Gue belum bisa mengelola stres dengan baik.

Sabtu pagi sambil menunggu subuh pikiran itu muncul, bahwa semua kejadian pasti ada hikmahnya.

Mungkin ini adalah cara Allah melindungi Arzan dan Aruna untuk tidak tidur bersama ayahnya, entah keburukan apa yang Anggi bawa ke rumah sehingga Allah tidak ijinkan untuk Anggi menginap.

Dan yang kedua, gue mendapatkan hikmah, Allah mengajarkan dan mengingatkan gue untuk tidak berharap sama makhluk, terutama Anggi. Udah berkali kali gue berharap yang berujung kecewa tapi gue masih aja percaya dan berharap sama dia.

Semoga hikmah ini benar ya, karena Allah bergantung pada prasangka makhluknya.

note: tulisan ini di ketik di villa tempat staycation dengan background suara karoke anak-anak kantor yang ga tau sekusut apa hati gue wkwk, ya sandiwara dan senyum gue selalu berhasil untuk menyembunyikan banyak hal.

Salam hangat,

Rizqiyani


Rabu, 19 Februari 2025

Abang Part V

 Selamat pagi,

Lanjut yaa.

Karena ada pandangan abang yang ga sreg di gue, gue yang tadinya hampir jatuh ke lubang yang sama akhirnya tersadar. Kenapa sama? Ya sama karena gue hampir menjadikan (lagi) manusia sebagai tumpuan dan pegangan. Gue memiliki perasaan dan pikiran bahwa manusia yang menjadi prioritas gue. DAN ITU SALAH BESAR. Seharusnya gue hanya bertumpu dan berharap hanya pada Allah. Alhamdulillah, Allah masih sayang gue, semoga Allah selalu memberikan ampunan.

Alhamdulillah sekarang pikiran gue jadi lebih jernih dan terbuka buat menilai sesuatu. Hubungan pertemanan ini (ya ini hanya sekedar pertemanan karena untungnya tidak ada pengungkapan perasaan sayang/cinta dari kedua belah pihak wkwk), bisa gue nilai lebih objective.

Gue review ulang, kenapa rasa nyaman buat bercerita bisa gue rasakan sama orang asing yang bahkan gue ga pernah ketemu atau video call. Kenapa rasa aman buat bercerita bisa gue rasakan padahal kita sama sekali belum kenal menyeluruh satu sama lain. Gue nyari tau di beberapa bacaan terkait psikologi manusia, dan gue menemukan jawabannya.

Gue terjebak dalam sebuah ‘emotional attachment’.

Apa itu emotional attachment? Emotional attachment adalah keterikatan emosional yang terbentuk karena hubungan yang intens, baik secara perasaan maupun pengalaman bersama. Masalahnya hal ini sering diartikan sebagai cinta, padahal kenyataannya beda jauh.

Kenapa beda? 

Cinta itu sehat. Cinta itu bikin kita terus tumbuh, bahagia dan merasa dihargai. Tapi emotional attachment itu kayak candu. Kamu ga bener-bener bahagia, tapi kamu ga bisa berhenti ‘menginginkan’ dia. Kenapa ga bisa lepas atau move on? Karena otak kita dibikin seperti pecandu. Setiap kali dikasih perhatian kecil, otak akan melepas dopamin (hormon kebahagiaan). Jadi walaupun tau sesuatu yang ga baik, tapi kita akan fokus momen kecil yang bikin ‘ketagihan’. Dan saat dia pergi atau ga hadir, rasanya seperti withdrawal. Ada rasa kosong, kehilangan, bahkan rasa sakit fisik yang bikin kita merasa butuh dia lagi.

Hal ini juga kenapa kita sering nemu yang bilang ‘aku tau dia gak baik buat aku, tapi aku ga bisa ninggalin dia’

Eh eh eh ko kayak kata-kata pacarnya Anggi ke gue🤣🤣 Apakah hubungan Anggi dan pacarnya juga sebuah emotional attachment? Ya hanya mereka dan Allah yang tau, yang pasti si mereka saling tidak mau terlepas, mari kita beri mereka ruang dan kebebasan ya.

Kembali ke case gue, hubungan pertemanan gue sama abang fix banget adalah sebuah attachment emotional. Saat abang ga ada gue mencari dan merasa butuh dia banget. Ya layaknya pecandu yang nyari obat. Dan ketika dia memang mulai berubah dan menghilang gue ngerasa sakit lagi. Ya sikap abang berubah saat dia tau gue belum mau ketemu dia, tersinggung mungkin ya. 

Jadi memasuki bulan Desember, gue memang berencana merayakan ulang tahun gue dengan cara me time, makan enak dan jalan-jalan sendirian. Tapi karena gue masih sangat butuh menyalurkan kebiasaan gue untuk apa-apa bilang, apa-apa lapor (dulu ke Anggi si ya) jadi gue sampaikan rencana gue ini ke dia. Dan tanggal ulang tahun gue bertepatan dengan acara staycation divisi dia ke Bandung. Dia minta maaf karena ga bisa nemenin gue jalan-jalan random. Tapi kan gue memang ga berencana minta temenin dia, dan gue juga belum mau ketemu dia, gue bilanglah begitu. Mungkin penyampaian gue yang salah, dia malah jadi pundung dan bilang ‘ya udah kita ga usah pernah ketemu aja’ wkwk kocak ya😅

Masih perlu lanjut ga ya ceritanya😅?

Salam hangat,

Rizqiyani


Selasa, 18 Februari 2025

Pengumuman

 Selamat malam,

Pengumuman hasil lomba bikin puisi udah keluar. Alhamdulillah gue masuk sebagai salah satu dari 170 peserta yang terpilih buat masuk ke dalam buku Antalogi Puisi dengan judul 'Sunyi yang tak bertepi'. Jujur gue ngerasa sedih karena ga dapet juara 1, 2 atau 3, tapi gue cukup tau diri juga klo kemampuan gue masih kalah jauh sama para penulis lain. Jadi gue ga berlarut dalam kesedihan.

Setidaknya gue udah mencoba, dan gue bangga sama diri gue sendiri. Gue masih punya banyak value yang bisa gue gali lebih dalam lagi, yang mungkin Anggi ga bisa liat. gak apa apa, nilai diri gue ga akan turun hanya karena gue udah dibuang sama dia. Dia hanya sudah ga bisa menerima kehadiran gue lagi dan memilih untuk tidak bersama gue. Gue berharga dan gue akan lebih mencoba buat sayang sama diri gue sendiri.

Yani lo keren banget pokoknya!!! mantap ga tuh😆 (masih dalam tahap belajar buat lebih banyaj mengapresiasi diri)

Oh iya, karena blog ini privat, gue coba share naskah yang gue kirimkan ke panitia ya, selama menikmati.

Senyap yang Mengalun

Senyap berjalan di ujung jendela

Bersama senja yang tak lagi sama

Mengantarkan rindu yang tak beralamat

Membawa bisik yang tak sempat terucap

 

Senyap hadir mengisi ruang

Mengisi jemari yang rapuh menggenggam rongga yang tak berisi

Hanya dingin yang terasa

Meninggalkan batas yang tak pasti

 

Senyap melukis wajah tanpa warna

Menghadirkan bayangan pada cermin retak yang bias oleh kenangan

Di balik tirai bulan hanya meraba malam dengan semu

Menghamburkan asa ke langit kelam

 

Senyap merambat di ujung waktu

Bersama angin yang tak meninggalkan jejak

Suara suara pergi mengalun dengan gema

Hingga hening yang tersisa

 

Aku ingin bicara, tapi pada siapa?

Aku ingin pulang, tapi kemana?

Aku ingin menghilang, bagai rasa yang tak pernah ada

Namun malam memelukku dengan erat


Yang mau mengomentari puisi gue silahkan tinggalkan jejak yaaa.

Salam hangat,

Rizqiyani

Abang Part IV

 Selamat malam,

Nyampe berapa part ya ini cerita🤣 padahal komunikasi intensnya ga lebih dari sebulan, tapi cukup membekas dan panjang juga ya ternyata. Ya karena kebodohan si Yani ini si, tapi gapapa sekarang bisa di ambil hikmahnya dan cukup jadi sebuah cerita.

Lanjut, jadi pas gue cerita ke Tara, respon Tara sesuai dengan yang gue harapkan. Dia mengingatkan gue untuk ga gampang baper karena posisi gue lagi rapuh banget, jadi takutnya semua terlihat indah dan jadi ga bisa berpikir rasional, karena kita ga pernah tau ada berapa ‘yani’ di hp nya dia sekarang. Tara menyadarkan gue untuk menganggap abang hanya sebagai psikolog gratis, dan kita ga perlu baper sama psikolog atau tenaga kesehatan klo mereka care sama kita, jadi anggap aja mereka tuh lagi kerja. Sebutan dari Tara ‘Psikolog gratis turun dari langit’ wkwk

Di dalam rentang gue komunikasi sama abang, sebenernya ada beberapa ketidak konsistenan dia. Dia selalu bilang klo intinya gue bisa berjodoh dengan siapapun dan belum tentu dia, jadi gue ga boleh menutup diri untuk komunikasi dengan yang lain. Tapi pas gue bilang berarti gue harus banyak chat sama orang lain dilarang juga sama dia. Dia wanti-wanti banget takut gue salah pergaulan dan berujung kayak Rachel Venya pasca bercerai. Apakah Rachel sekarang menjadi brench mark para janda muda anak dua😅 Intinya dia pengen ngejagain gue banget dari hal yang tidak baik, karena dulu dia pernah jatuh ke masa kelam seperti itu, jadi tau rasa kusut, hancur dan berantakannya seperti apa yang gue rasain. Oh iya dia juga pernah bilang gini terkait kriteria cowo buat gue:

1. pilih yang menurut Ade bisa menerima keadaan sekarang

2. Dia bisa jadi pemimpin untuk Ade

3. Lihat lelaki itu dari 4 hal hubungan dia terhadap pencipta, hubungan dia terhadap Orang tua, Hubungan dia terhadap Lingkungan dan terakhir hubungan dia terhadap anak kecil

Bikin bingung kan, jadi gue harus gimana, karena dia seakan memproklamirkan diri klo dia masuk kriteria tapi dia juga ga mengarah ke arah serius dan ga memberikan janji apa-apa. Aneh lah pokoknya karena penuh dengan ketidak pastian wkwk. Dan dia juga ngelarang gue publish status baru gue di IG karena yang akan datang cuma yang penasaran menurut dia. Padahal dasar gue nya aja yang bodoh. Jawabannya udah terpampang nyata dari awal.

Dia adalah salah satu yang mampir karena penasaran.

Tapi ga bisa gue pungkiri dia pernah menjadi obat yang sangat ampuh dan mengisi kekosongan. Dia selalu ada buat gue dan bisa gue gangguin kapanpun, bener-bener kapanpun. Jadi ada masa gue sering ngalamin serangan panik, biasanya dengan ngobrol atau interaksi sama orang lain gue bisa ngendaliin serangan itu, tapi ada kejadian serangan paniknya datang pas gue lagi kerja dan ga bisa gue tangani. Gue telfon dia, denger suaranya yang menenangkan gue bisa pulih. Kita ga ngobrol, gue cuma dengerin dia ngomong aja, dan dia pun ga ngajak gue ngobrol, cuma ngasih afirmasi positif. Menumbuhkan rasa kepercayaan diri gue, klo gue tuh layak buat dapet yang jauh lebih baik dari Anggi, dan selalu mengingatkan gue klo Anggi udah memilih yang lain bukan gue. Dan kejadian serupa terjadi lebih dari sekali. 

Gue ampe punya kumpulan vn dengan durasi yang panjang, yang bisa gue dengerin berulang. Jadi klo dia ga bisa angkat telfon misal lagi meeting, malemnya dia akan kirim vn buat gue. Tapi dari segala masukan dari dia ada satu hal yang bikin gue ga sreg sama abang.

Dia mengarahkan dan mengajarkan gue untuk membenci Anggi.

Dan gue ga suka itu. Dia sampai kapanpun adalah ayah dari Arzan dan Aruna, salah satu sumber kebahagiaannya anak-anak. Dia juga pernah jadi sosok paling berharga di hidup gue. Gue ga mau benci sama Anggi bukan karena gue masih cinta, tapi gue ga mau menyimpan perasaan negatif di diri gue ke siapapun itu, termasuk ke pacarnya Anggi. Gue bener-bener ga mau menyimpan dendam ke mereka berdua, buat apa? Cuma bikin gue tambah terluka dan gue ga mau memilih jalan itu.

Dari sini mulai muncul perdebatan.

Masih mau lanjut? di postingan selanjutnya ya.

Salam hangat, 

Rizqiyani


Minggu, 16 Februari 2025

Tantangan

Malam semua,

Lanjut terkait puisi yang gue ikut sertakan untuk lomba, gue kirim juga ke grup ‘Menuju Sehat 2025’ yang isinya ada Ditha dan Nemo untuk nambah validasi dari another support system Ring 1 nya Siti Rizqiyani wkwk. Jujur gue sedikit berharap menang, biar bisa masuk naik cetak dan bisa gue banggakan ke Arzan sama Aruna. Gue berharap bisa jadi motivasi mereka untuk lebih hebat dari gue, aamiin.

Untuk yang sempat mengikuti blog gue dari lama, atau buat yang iseng baca postingan gue di sekitar 2014-2015 pasti ga asing dengan nama Nemo.

Iya, ini masih nemo yang sama. Orang baik yang selalu hebat dan berhati luas.

Terkait puisi, Ditha bisa lansung nebak temanya apa, kereeen Ditha, bikin nambah tingkat kepedean gue wkwk. Nah walaupun Nemo jawabnya kurang tepat, dia nebak ‘hilang arah’ tapi dia minta tiga kata yang akan dia buat menjadi puisi. Mantap ga tuh😎

Gue kasih kata air, tawa dan kupu-kupu, dan ga butuh waktu lama hadirlah sebuah puisi yang syahdu. Ternyata kehebatan dia dalam merangkai kata masih terjaga sampai sekarang. Bangga deh jadi temennya Nemo🤩. Dan inilah puisi nyaaa, selamat menyelami.



Gimana? Keren banget kan, gue tuh selalu kagum sama siapapun yang bisa merangkai kata indah penuh makna. Lalu apakah Nemo akan ikutan kayak gue untuk mulai menulis lagi? Klo pun iya gue berharap dia tetep punya waktu istirahat, karena beliau adalah orang tersibuk dengan 3-4 kegiatan per hari ngalahin jumlah kegiatan gue sama Ditha🤣

Sekian unjuk keahlian Nemo yang belum berkarat, akhir kata, welcome back to my blog Nemo!

Salam hangat,
Rizqiyani

Abang Part III



 Selamat sore, 

Ditemani rintik hujan, gue mau lanjut cerita tentang abang.

Dalam masa pernikahan dengan sikap suami yang cuek dan dingin, gue udah lama banget tidak merasakan rasa berbunga-bunga. Gue juga ga berani berharap karena selalu berujung kecewa. Gue jadi terbawa acuh dengan segala romantisme rumah tangga. Bahkan gue bener-bener pernah lupa dan kelewat tanggal anniv pernikahan. Saking tidak pernah di rayakan jadi blast lupa banget, baru inget dua hari kemudian, dan setelah inget pun ga ada perayaan apapun. Gue si anak yang sangat suka perayaan berubah menjadi sosok yang cuek juga. Pengaruh Anggi memang sehebat itu ternyata di hidup gue.

Di saat gue berkomunikasi dengan abang, abang menghadirkan rasa yang pernah ada. Gue merasa nyaman dan aman untuk bercerita. Dia juga terbuka tentang masa lalu dia. Hal yang aneh terjadi, gue merasa terlalu nyaman dengan kehadiran dia padahal baru seminggu kenal dan bener-bener orang asing. Gue ungkapkan itu, dan dia pun merasakan hal yang sama. Tapi dia takut, apakah kehadiran gue adalah sekedar ujian atau sebuah jawaban.

Dia merasa saat ini dia sudah nyaman dengan zona single nya bertahun tahun, tapi ibunya bersikeras dan terus menerus membujuk dia untuk mencari pasangan lagi. Dia juga menjelaskan walaupun ayahnya masih sehat dan bekerja, dia tetap bertanggung jawab untuk menafkahi anak, ponakan dan orang tuanya, jadi mencari istri memang opsi kesekian. Dia memiliki ketakutan tersendiri bagaimana kedepannya klo dia menikah lagi dan memiliki tanggung jawab lain.

Ini bedanya percakapan sebuah hubungan antara orang dewasa yang pernah punya pengalaman dibandingkan hubungan anak remaja. Dulu saat remaja yang gue pikirin cuma dia cinta gue, cukup. Saat ini A-Z semua jadi bahan pertimbangan. Gue banyak deep talk sama abang, dia banyak membuka pikiran gue tentang banyak hal, bisa gue ajak diskusi juga tentang manage keuangan gue kedepannya, pemilihan sekolah Arzan, tindakan yang harus gue ambil setelah resmi bercerai. Orangnya berwawasan luas, itu yang gue suka. Jadi kita ga pernah habis bahan obrolan. Dia punya banyak kesibukan, karna termasuk salah satu tim khusus sosok yang cukup berpengaruh di dunia kesehatan. Ini juga si yang bikin nyambung, karena dia tau kantor gue dan pernah dateng ke kantor sebelah yang masih satu grup.

Di awal perkenalan, gue suka karena dia fast respon walaupun sibuk. Dan klo ga ada kabar dia akan kirim vn atau telfon ngabarin baru bisa kasih kabar.  Gue pernah nanya kenapa dia mau berhubungan sama gue, yang belum selesai dengan masa lalu, ini secuplik jawaban beliau wkwk.

Typical yang bisa ngetreat cewe banget, itu yang bikin nalar gue sedikit jalan dan pasang mode waspada. Semua nya terlalu terasa sempurna, moment nya pas, orang nya sesuai dan malah bikin gue takut karena gue merasakan lagi kupu-kupu di perut🤣

Karena takut gue akhirnya memutuskan cerita ke Apip buat dapet pov yang netral, Apip malah ikutan seneng karena gue ga nangis lagi dan bisa lupa sama Anggi. Akhirnya gue ceritain juga ke Tara buat dapet tambahan pov, gue kirimin juga vn vn penyemangat dan nasihat dari abang.

Dan kalian tau responnya apa?

Lanjut ke postingan selanjutnya yaa

Salam hangat,

Rizqiyani




Abang Part II

 Selamat sore,

Lanjut bahasan tentang abang. Muzz nama aplikasi yang di infoin oleh Okta yang menurut opini dia aplikasi ini lebih aman daripada tinder dkk. Akhirnya gue coba download dan daftar. Di aplikasi ini kita isi data diri pribadi sampe terkait aliran islam kita apa, solat kita seperti apa, puasa kita seperti apa, status aktual gadis atau janda, dan detail-detail lainnya. Kita juga memasukkan ingin dipasangkan dengan yang seperti apa kriterianya. Rabu daftar, jumat berhasil di verifikasi dan gue mulai berjelajah. Awalnya (sampe sekarang si) gue merasa geli karena muncul foto-foto orang tak dikenal dengan pilihan gue suka atau engga. Kalo gue suka dan dianya suka gue bisa mulai ngobrol sama orang tersebut.

Beberapa orang sesuai dengan kriteria gue, dari segi umur, pekerjaan, pandangan, dan yang terutama status. Gue lebih prefer yang statusnya duda daripada yang bujang. Kenapa? karena lebih relate dan lebih bisa gue ajak tukar pikiran daripada yang bujang yang belum pernah merasakan aselinya asam manis rumah tangga. Ada sekitar sebelas orang yang match dan lanjut ke chat. Dari sebelas itu campur ada yang bujang ada yang duda, dan kerasa banget perbedaan cara bertanya antara kedua golongan itu wkwk. 

Selain gue merasa yang duda lebih bisa di ajak tuker pikiran, jujur gue minder memulai hubungan dengan yang masih bujang. Menurut gue, lelaki bujang kayak mereka ga layak dapet kenalan janda anak dua kayak gue. Dan klo pun berhasil dan berlanjut pasti akan ada penolakan dari keluarga dan orang tuanya. Gue minder duluan, gue udah ga cantik, udah ga muda, badan gue udah banyak berubah, dan gue udah punya buntut yang mungkin ga bisa diterima.

Di aplikasi ini maksimal kita cuma bisa chat lima orang sekaligus, jadi pas gue atau mereka ngerasa ga cocok lansung saling membatalkan perjodohan. Dari sebelas orang itu, orang terakhir mencuri perhatian gue, dan membuat gue berhenti berjelajah, berhenti hingga saat ini. Dari cara menyapa, bertanya dan mengobrol. Gue suka. Dia ga terburu-buru seperti kebanyakan yang chat sebelumnya, obrolan juga ga memaksa, kerasa ngalir aja dan asik. Dia ga lansung nanya detail terkait gue, dia banyak bercerita tanpa menuntut.

Abang, umur nya sepantaran sama gue sebenernya, tapi karena gue ga enakan manggil nama lansung orang yang ga di kenal jadi awalnya gue manggil dia mas. Dia asli Bima, Nusa Tenggara Barat. Duda anak satu, dan sudah lima tahun melajang. Alasan perceraiannya pun karena sang mantannya pergi meninggalkan dia dan anaknya yang masih berusia lima bulan, sehingga anaknya dibesarkan oleh ibu dan ayahnya di Bima. Seorang pasca sarjana bidang komunikasi yang bekerja di salah satu rumah sakit swasta di Bekasi, dan punya beberapa side job freelance diantara nya menjadi dosen tamu di salah satu universitas swasta di Jakarta. Domisili Jakarta dan seorang anak bungsu dari dua bersaudara. Wow wow wow sangat sesuai dengan kriteria gue wkwk

Kriteria gue adalah laki-laki yang sudah punya pengalaman sehingga bisa memberikan masukkan buat gue perihal suami-istri, dan yang paling penting dia sudah selesai dengan masa lalu nya. Gue ga mau kenalan dengan yang masih di bawah bayang-bayang sang mantan. Padahal gue nya sendiri belum bisa move on, curang banget ya. Ketika gue ngobrol dan bertanya, jawaban dan pemilihan kata dia itu bagus. Gue suka. Dan cara kami berpindah dari chat aplikasi ke WA pun sangat mulus. Dia menyatakan klo dia lebih suka telfon buat jelasin lansung atau voice note daripada ngetik karena suka salah penangkapan dan lebih rentan salah paham.

Sebelum pindah ke WA gue ijin dulu sama mama dan papa, apakah di dalam masa iddah yang belum selesai ini gue boleh berkenalan dengan orang asing. Mama agak keberatan sebenernya tapi mengijinkan karena sebatas teman dunia maya, dan papa wanti-wanti untuk ga ketemu dulu sebelum massa iddah beres di 30 Januari 2025. Gue yang memang berniat cuma cari temen ngobrol sangat menyanggupi itu, gue juga takut ketemu orang asing apalagi dengan kondisi saling tau memang mencari pasang. Geli banget ga si😅

Setelah mengantongi ijin gue lanjut kontakan via WA, gue mulai merasa sebenernya ini ga boleh, tapi ego gue memaksa gue untuk mencoba hal baru. Cincrot pun ga ada yang tau tentang perkenalan ini. Gue malu, dalam masa berkabung masa gue udah cari yang baru, tapi rasa malu gue kalah dengan rasa yang sudah lama ga gue rasakan.

Rasa nyaman dan berbunga-bunga.

Lanjut di postingan selanjutnya yaaaa.

Salam hangat,

Rizqiyani

Abang part I

 Selamat sore,

Mari kita coba membedah kebodohan seorang Siti Rizqiyani, yang dilakukan secara sadar wkwk.


Bulan November 2024 adalah salah satu titik terendah gue, gue masih banyak banget nangis, meratapi segala hal dan terus menerus mempertanyakan keadaan. 'kenapa gue ngalamin ini' 'kenapa gue di giniin sama dia' 'kenapa dia berpaling dari gue' 'apa salah gue' 'gue harus bertumpu pada siapa sekarang' 'apa kurangnya gue', dan banyak lainnya. Nafsu makan gue turun drastis, semua makanan terasa pahit dan ganjel di tenggorokan bahkan minum air putih pun pahit rasanya. Gue makan karena harus makan aja barengan sama anak kantor, paling masuk nasi cuma 1-2 suap. Tidur gue juga berantakan banget, gue masih kebangun jam 10-11 jam dimana Anggi waktunya nyampe rumah, dan gue ga bisa tidur nyenyak, gue kebangun sejam sekali. Gue cuma bisa nangis sendirian di atas bantal berjam-jam, tapi besok pagi nya berangkat kerja lagi. Semacam kayak mayat hidup rasanya kala itu. 

Anak-anak gimana? anak-anak gue take over full ke yang momong. Biasanya ART gue pulang pergi, ga pernah nginep. Tapi melihat kondisi gue, beliau tanpa gue minta memutuskan untuk nginep sekitar dua minggu di rumah setelah mama dan papa pulang. Beliau khawatir banget gue melakukan hal-hal bodoh karena gelap mata. Beliau takut banget gue melukai diri gue sendiri. Separah itu ternyata gue di mata beliau. Ini juga salah satu rejeki dari Allah, Allah kirimkan orang-orang baik yang tulus di sekitar gue yang selalu menjaga gue dengan cara mereka.

Salah satu refreshing dan moment kabur dari ketemu Anggi, gue kumpul sama sebagian anak cincrot di salah satu kafe di kota Bogor. Kenapa Bogor, karena Bogor selalu punya tempat di hati gue, jadi gue memutuskan untuk menghabiskan waktu seharian di sana. Gue ketemu Arum, Afit, Ratih dan Deri. Gue juga dapet bunga dari Arum, bunga yang ga pernah gue dapatkan selama menikah dari suami wkwk. Lalu seperti yang udah gue sounding di postingan sebelumnya, Deri bilang bahwa obat buat gue cuma dua, satu adalah waktu dan yang kedua adalah yang baru. Cincrot sangat mendukung hal itu, mereka sebel dan kesel banget sama semua sikap Anggi yang akhirnya gue ceritakan pas pasca gue dan Anggi berpisah. Sebelumnnya gue ga bisa cerita ke siapapun karena gue menjaga aib suami gue, tapi karena sudah bukan suami gue ceritakan seluruh sikap dia yang gue sembunyikan, termasuk pengkhianatan yang sudah dia lakukan.

Jadi cincrot sangat mendukung gue melupakan dan move on dari Anggi. Gue juga sangat butuh tempat curhat, karena gue selalu gangguin cincrot, gangguin Ditha setiap gue kangen banget ke Anggi. Gue curhatin hal yang sama berulang ulang sampe mungkin mereka kesel kali ya ke gue wkwkwk, so sorry guys😆 Gue akhirnya cerita ke salah satu temen kantor gue, Okta. Okta menyarankan gue untuk mencari teman di applikasi datting muslim, yang khusus orang-orang mencari calon suami/istri, karena Okta ga bisa memberikan masukan ke gue berhubung dia belum nikah jadi ga relate dengan kondisi gue. Nama aplikasi itu adalah Muzz.

Di sinilah gue ketemu Abang pertama kali.

Lanjut ke postingan selanjutnya yaaaa

Salam hangat,

Rizqiyani

Lomba Puisi

 Selamat siang,

Di postingan dengan judul 'Menulis (lagi)' gue ngebahas tentang salah satu kegiatan gue yaitu mengikuti lomba puisi. Alhamdulillah naskahnya udah gue submit ke panitia, deg degan banget apakah bisa tembus atau engga. Klo ga lolos dan ga berhasil masuk ke dalam buku, gue berencana akan posting di sini aja. Biar meninggalkan jejak klo gue pernah mengikuti lomba puisi dan gagal. Klo ga diposting berarti alhamdulillah naik cetak. Gue masih nyari tau si klo udah di cetak masih boleh ga ya gue posting di blog? biar yang belum bisa dapet buku nya masih bisa baca puisi gue, se-pede itu ya gue ada yang berminta baca karya gue, tapi klo ada yang bisa jawab plis kasih tau di kolom komentar ya😆 

Penilaiannya oleh juri bukan sistem vote, klo sistem vote gue akan mengerahkan seluruh jejaring sosial gue buat like wkwk. Seumur hidup gue, ini adalah pertama kalinya gue mengikuti lomba bikin puisi. Gue juga masih awam banget di dunia menulis, berbekal cuma suka aja merangkai kata gue beranikan diri untuk ikutan. Semoga sesuai dengan kriteria para juri ya. 

Naskah tersebut gue kasih liat ke Apip, Tara, dan dua temen kantor gue Fajri dan Okta. Gue minta mereka baca dan menebak tema puisi gue apa, untuk menilai apakah puisi gue relate dan sesuai dengan tema nya atau engga. Judul yang gue pilih adalah 'Senyap yang Mengalun'. Dan respon Apip sm Tara itu selalu membuat gue ga takut untuk berharap dan bermimpi lebih tinggi, tulus apa adanya tanpa mengerdilkan atau membuat gue minder, sangat sangat menumbuhkan kepercayaan diri gue. Gue merasa dihargai 😚

Jawaban Apip pertama kali terkait tema adalah kepergian, terus hampa kosong, dan hasil bertanya ke suaminya jawabannya kesendirian. Jawaban Tara kesepian, kehilangan. Klo jawabannya Fajri di tinggal pergi oleh seseorang. Jawaban Okta ga tau, dia ga bisa nebak tema nya apa. Nah, diantara jawaban-jawaban mereka ada yang benar, jadi puisi gue masih releate yaa sama temanya.

Gue ga tau kenapa selama gue menikah, gue bisa lupa dengan luapan rasa menyenangkan ini, seneng menulis dan berkarya. Mungkin karena fokus gue lansung 100% ke suami, dan gue selalu bercerita apapun ke dia, jadi gue merasa aman dan tidak perlu wadah lain kali ya. Tapi setelah gue banyak baca terkait pernikahan, tetep punya hobi, tetep punya hal yang disukai dan tidak 100% ke pasangan malah membuat pernikahan lebih sehat, karena secara emosional pribadinya sudah terpenuhi. Memang ada yang salah di proses kami menjalani pernikahan, tapi sayang nya tidak di cari akar masalahnya malah beliau cari pelarian dan zona nyaman yang haram. Ya setidaknya gue sudah sangay mencoba memperbaiki dan mencari yang salah, tapi memperbaiki sendiri ternyata tidak bisa dan beliau tidak mau. Jadi sekarang gue cuma bisa untuk ikhlas melepas. Mempertahankan sesuatu yang tidak mau dipertahankan juga percumakan. Dia tersiksa karena terpaksa untuk terus bersama, sedangkan hatinya udah bukan untuk gue. Gue juga tersiksa jatuh cinta sendirian, dan tidak mendapatkan hak gue sebagai istri. Gue percaya ini adalah jalan terbaik yang Allah berikan.

Dari bahas lomba puisi jadi merembet lagi ke curhat colongan ya wkwk. Sebenernya masih banyak banget uneg-uneg gue yang tidak tersampaikan ke dia, karena ya dia juga ga mau denger. Masih kerasa ganjel banget dan gue ga suka, tapi ya bisa apa. Jadi ya gue bisa menulis aja yaaa, yang tidak berkenan bisa skip.

Ini salah satu evidence support system terbaik gue. Berkah dan kebaikan Allah buat gue, gue diberikan sahabat seperti Apip dan Tara, padahal gue masih jauh banget dari kata baik buat mereka, dan gue juga ga bisa memberikan rasa yang setimpal buat mereka. Semoga Allah selalu jaga mereka dimana pun mereka berada, aamiin. Dan semoga Allah ijinkan untuk gue, Tara dan Apip bisa bertemu ditempat terbaik di muka bumi ini April 2025, AAMIIN😭


Salam hangat,
Rizqiyani





Sabtu, 15 Februari 2025

Sabtu Cerah Ceria

Selamat pagi, 

Hari ini kantor gue ganti hari buat libur lebaran, ya karena ga menganut sistem cuti bersama, jadi hari Sabtu yang cerah ini akan gue habiskan di kantor. Sebenernya pas juga si, karena weekend jatah anak-anak ketemu ayahnya, jadi Arzan sama Aruna bisa quality time tanpa ada interfernce dari gue. Jujur setiap weekend itu berat banget, ada beberapa kesempatan di awal-awal masa transisi gue ‘kabur’ dari rumah buat menghindari ketemu dia. Gue ketemu cincrot+Deri di Bogor, gue ikut kajian sama Ditha di Bekasi, gue ikut kajian sama Dina di Bogor. Tapi lama lama cape juga kabur, yang salah kan bukan gue, tapi kenapa gue yang kabur, jadi gue memilih menghadapi momen harus bersama.

Jujur ini masih kerasa sakit banget, ngeliat mereka main bercanda bertigaan di kasur tengah rumah. Gue pengen banget ikutan, main berempat kayak dulu, saling peluk, saling kelitik, kejer kejeran tapi apa daya udah ga bisa. Yang paling sulit adalah menjawab pertanyaan Arzan yang sangat kritis.
“Mama kenapa pake kerudung di dalem rumah?”
“Mama kenapa duduk nya ga deket babah lagi?”
“Mama kenapa bobo siangnya di kamar ga sama kita di sini”
“Mama kenapa babah cuma sebentar di rumah kita”
“Mama kenapa babah harus berangkat kerja lagi malem, kan berangkat kerja harusnya pagi”

Huaaaa ini yang bikin lidah gue tercengkat! Ga bisa jawab, ga mau bohong juga tapi belum saat nya buat jujur dan terbuka juga. Tapi si anak jenius itu udah ngerasa ada yang berubah di rumah, situasi nya udah berubah, tapi dia belum bisa paham dan ga mau paham juga, karena gue yakin dia punya ketakutan yang besar terkait perpisahan. Yang bisa gue lakukan jawab sebisanya tanpa merujuk ke arah manapun. Sejauh ini masih aman kita tunggu pertanyaan-pertanyaan ajaibnya lagi.

Semoga gue bisa selalu kuat untuk membersamai Arzan dan Aruna tumbuh dan berkembang. Cuma mereka sekarang yang bikin gue semangat buat berangkat kerja, karena ga ada jaminan apakah ayahnya akan terus memberi nafkah atau engga kedepannya. Apalagi klo nanti udah nikah sama gadis pujaannya, ga ada jaminan kunjungan weekend akan terus berjalan. Jadi selama gue masih bisa mencari nafkah, gas teruuuus.

Alhamdulillah Allah beri kelancaran untuk karir gue, kantor gue bukan typical yang gampang naik jabatan, tapi gue seneng banget kerja di sini karena ga sikut-sikutan. Selama kerja lo bagus, di atas rata-rata, dan di akui semua bagian (terutama sama manager departemen lain) dan ketika ada kuota promosi, insya Allah kesempatan itu akan datang tanpa lo harus nginjek orang lain atau menjatuhkan orang lain. Value dari Anggi yang masih gue simpan sampe saat ini yaitu ‘kalo kerja itu harus ikhlas’. Jadi klo gue dapet tambahan di luar job tapi bisa meningkatkan kapasitas gue terutama sisi softskill ya go ahead, ga rugi ko klo dapet pengalaman dan ilmu yang bermanfaat. Dan alhamdulillah pola pikir gue ga salah, karena gue sedang dalam proses menuai apa yang sudah gue tanam. Mohon doanya untuk kelancaran segala prosesnya yaaaa. Klo lolos mungkin akan gue bagi cerita detailnya, yang semoga bisa diambil hikmahnya.

Gue menikmati pekerjaan gue, lingkungannya yang ga toksik, jam kerja nya yang sesuai sama kebutuhan dan kondisi gue saat ini, atasan gue yang direct dan indirect juga support banget dan sangat bisa di ajak komunikasi dan diskusi, jadi mari kita lanjutkan meniti karir menjadi dexan.

Salam hangat,
Rizqiyani

Jumat, 14 Februari 2025

Menulis (lagi)

 Selamat malam,

Di postingan kali ini gue lagi pengen bahas tentang kegiatan gue akhir-akhir ini. Pasca tragedi di 2024, bisa dibilang gue sempat kehilangan motivasi hidup. Awal tahun 2024 gue sudah merasakan ada yang tidak beres di rumah tangga gue, tapi gue ga mau mencari tau dan gue memilih untuk percaya sama suami gue. Gue ga ngepoin hp nya, setiap dia pulang malam jam 10 - 11 setiap hari ga pernah gue cecer atau gue ngambek karena gue paham dia lagi kuliah lagi jadi pasti banyak tugas. Jadi gue hanya bisa berusaha menjadi istri terbaik sebisa gue, gue support seluruh keinginan dia, gue dukung mimpi-mimpi dia, bahkan gue ga pernah larang buat dia ngejalanin hobi dia untuk main futsal dan naik gunung. 

Sampe di bulan Agustus, puncak gue menahan segalanya akhirnya gue nanya ke dia "kamu ga selingkuh kan?" dan dengan santainya dia jawab "belom" sambil masih sibuk main hp. Ya dia jadi berubah semakin sibuk sendiri dengan hpnya, bahkan sempet kepikiran pengen gue banting hpnya biar dia liat gue pas kita lagi bareng. Pertahanan gue runtuh dan pertengkaran pertama terjadi, dengan mendengar jawaban belom dari dia.

Segitu dulu aja ya cerita tentang tragedi 2024 wkwk, karena ternyata ketika gue ngetik ini, rasa sakitnya hadir lagi guys😭 tangan gue kembali dingin, jantung gue berdebar kencang lagi, dan sensasi tidak menyenangkan itu datang lagi. Padahal gue udah merasa gue udah baikan, dan luka gue udah hampir sembuh, ternyata saat kejadian demi kejadian gue re-call malah kerasa lagi sakitnya, bahkan rasa mualnya juga mulai dateng lagi. Memang ya kunci sehat badan itu adalah sehat pikiran dan mental, jadi mari kita hindari dulu mengenang sang mantan.

Kembali ke waktu masa kini, gue banyak mencoba kegiatan-kegiatan baru buat release stress dan healing. Bikin lego yang cilik-cilik, ternyata ga terlalu bikin pikiran gue tenang, masih berisik. Nonton banyak drakor dan film di netflix, tetep sama berisik. Nontonin podcast, tapi bahasan mereka kemana otak gue kemana wkwk. Gue juga jadi sering gangguin temen-temen gue setiap gue ngerasa kangen dan pengen chat dia, makasih banget kalian dengan sabar masih mau gue gangguin dan selalu menyadarkan gue atas pilihan terbaik yang harus gue ambil. Ya dia udah ngebuang gue, jadi gue harus bisa untuk ga mengganggu dia lagi.

Gue juga mulai olah raga lagi, gue belanja tas, sendal, parfum, make up, skincare dan apapun pokoknya yang selama bisa membuat gue happy. Positifnya gue mulai merawat diri lagi, mulai mencoba fokus ke diri gue lagi. Ya gue belajar buat lebih menyayangi diri gue sendiri. Mungkin selama ini gue terlalu fokus ke tumbuh kembang anak-anak sampe gue menelantarkan diri gue sendiri.

Di dalam masa iddah dengan bodohnya gue pernah mencoba mencari obat dengan cara yang salah, karena waktu itu Deri bilang yang bisa nyembuhin gue cuma dua, yang satu waktu dan yang kedua adalah yang baru. Akhirnya si sotoy ini nyoba aplikasi dating wkwk. Gue akan buat ini jadi bahasan terpisah kayaknya karena cukup banyak pelajaran berharga buat gue pribadi, yang pasti objek nya ada 'abang'.

Alhamdulillah Allah masih sangat menjaga gue dari sesuatu yang belum tentu baik buat gue, jadi kebodohan gue berakhir dengan ya sedikit tidak baik, karena bukan nya sembuh malah nambah luka baru, terima kasih loh abang wkwk. Postingan gue di ig tentang 'semangkuk baso' persis hari dimana kebodohan gue berakhir, jadi yang tau cerita aslinya ngakak banget baca itu.

Dan gue kembali ke fase pikiran gue berisik lagi, gue harus cari kegiatan pokoknya, karena klo mental gue ga sehat gue pun ga bisa nemenin anak-anak main dengan baik. Gue sering banget kelepasan nangis depan mereka, dan bikin mereka ikutan sedih, padahal gue udah berjanji ke diri gue sendiri klo mereka ga boleh merasa ada yang berubah di rumah ini, bahkan foto2 prewed, nikah dan foto keluarga masih terpampang nyata di rumah. Sakit, tapi lebih utama jaga perasaan Arzan dan Aruna. Jadi gue harus mencari kegiatan lain.

Dan akhirnya berlabuhlah ke kembali menulis.

Panjang juga ya latar belakangnya, tapi intinya gue saat ini menemukan metode yang cocok untuk release stres dan healing. Menulis menjadi tempat kabur gue dan gue jadi lebih mengenal diri gue lagi.

Sepertinya tulisan di blog ini untuk beberapa waktu kedepan akan tentang curhatan gue, semoga setelah benar-benar sembuh gue bisa bahas yang lain yang jauh lebih bermanfaat yaaa. mohon doannya selalu.

Oh iya menulis nya mulai gue seriusin, jadi di Januari - Februari ini gue mencoba lima proyek serius.

1. Antalogi cerpen dengan tema 'Luka dalam Cinta'. Judul yang gue pilih adalah 'Rapuh' naskahnya udah gue submit, desain buku dan open PO nya juga udah mulai keluar, sedang dalam proses naik cetak. Buku pertama yang terdapat nama Rizqiyani akhirnya akan release, jujur gue seneng banget. Semacam mimpi terbesar lo akhirnya satu per satu terwujud dengan cara yang indah. Padahal pas gue baca ulang draft naskah yang udah di compile, tulisan gue engga banget wkwk, bener bener isinya cuma scene asli percakapan gue sama dia, tapi setidaknya sudah mencoba untuk langkah pertama yaaa.

2. Antalogi cerpen lagi dengan tema 'Wanita Hebat', nah belajar dari pengalaman pertama yang terlalu emosional, di cerita ke dua agak gue ramu agar menjadi sebuah cerpen sesungguhnya, walaupun masih jauh juga dari kata bagus, setidaknya ada improve dari yang pertama ya ges yaaaa. Judul untuk cerpen kedua di buku kedua adalah 'Pelita Hening'.

3. Antalogi cerpen dengan tema 'Antara Kenangan dan Kehilangan', ini juga belum drafting, deadlinenya di 28 Februari juga, ini masih galau antara mau cerita yang terinspirasi dari kehidupan gue atau gue membuat cerita fiksi pure fiksi aja, masih gue coba olah yaa. Ini akan menjadi buku ke-tiga gue.

4. Antalogi puisi, ini belum gue drafting sama sekali karena temanya 'Miracle in Ramadhan' dan deadline nya di 28 Februari. Ini jujur masih bingung mau puisi yang seperti apa, masih dalam proses mencari inspirasi. Ini juga akan dijadikan buku, jadi mungkin akan menjadi buku puisi pertama gue, dan buku ke-empat yang ada nama gue nya.

5. Dan yang terkahir, tapi semoga bukan yang beneran terakhir, gue mencoba ikut lomba puisi, klo ini hanya yang terpilih dan yang menang yang akan di cetak menjadi buku. Jadi sangat besar kemungkinan gue tidak menang dan ga mendapatkan bukunya. Semoga ini bisa menjadi buku ke-lima gue ya.

Huaaaa sangat produktif sekali ya si Yani ini, semoga ya Allah ridhoi. Salah satu hikmah dari kehilangan ini gue jadi memperbaiki solat dan hubungan gue sama Allah, jadi semoga Allah ridhoi semua hajat-hajat gue ini.

Dan ya gue seneng, bisa curhat lagi di sini, mulai meninggalkan jejak lagi. Semoga terjaga rasa senangnya. Ya ini juga dalam rangka mengisi waktu menunggu keputusan sidang, karena dokument kami udah Anggi submit ke Pengadilan Agama dari November 2024.

Salam hangat dan selamat istirahat.

Rizqiyani

Kamis, 13 Februari 2025

Lembaran Baru

 Selamat malam,

Hai, sudah lama ya kita ga ngobrol. Hmm, bukan ngobrol si tepat nya. Udah lama gue ga ber-monolog di blog ini hehe. Menyampaikan isi pikiran gue, dalam sebuah tulisan yang gue bahkan ga tau siapa yang baca. Tapi itu seni nya dari menulis blog. Komunikasi satu arah dan di intrepretasikan menurut pandangan masing-masing. 

Buat yang ga suka sama gue, pasti baca postingan postingan gue akan makin ga suka dan ngecap lebay. Dan yang (mungkin) suka sama gue, akan suka dengan tulisan-tulisan gue. Dan yang ga ada perasaan ya udah, akan biasa aja. Jadi silahkan berasumsi masing-masing aja, dan buat yang ga suka silahkan skip, dan buat yang suka, hai selamat datang. Dan untuk yang baru sampai di blog ini..

Salam kenal!

Gue Siti Rizqiyani, lebih suka dipanggil Yani. Seorang ibu kepala tiga yang sudah tidak lagi muda. Memiliki dua anak yang menggemaskan dan sedang lucu-lucunya. Anak pertama gue namanya Arzan Muhammad Fahrejie, dan anak kedua gue namanya Aruna Renjana Fahrejie. Ibu rumah tangga yang nyambi jadi scientist di perusahaan farmasi. Gue (masih) suka baca komik, tapi udah ga terlalu suka main game. Sekarang sedang mencoba kembali kebiasaan yang sempat hilang, yaitu menulis.

Jadi sepertinya gue akan sering buat ngeblog lagi. Gue butuh wadah buat menyalurkan pikiran gue yang sedang berisik banget. Tapi seperti nya mengeluarkan uneg-uneg di medsos malah bikin heboh, jadi lebih baik di sini aja, lebih privat dan ga ada yang baca wkwk.

Oh iya mau update sesuatu lagi, sedih si tapi ya harus di terima, masih proses juga buat nyembuhin luka, berdamai dengan semua keadaan, mohon doanya ya. Ya sekarang gue udah jadi single mom.

Salam hangat,

Rizqiyani