Minggu, 16 Februari 2025

Lomba Puisi

 Selamat siang,

Di postingan dengan judul 'Menulis (lagi)' gue ngebahas tentang salah satu kegiatan gue yaitu mengikuti lomba puisi. Alhamdulillah naskahnya udah gue submit ke panitia, deg degan banget apakah bisa tembus atau engga. Klo ga lolos dan ga berhasil masuk ke dalam buku, gue berencana akan posting di sini aja. Biar meninggalkan jejak klo gue pernah mengikuti lomba puisi dan gagal. Klo ga diposting berarti alhamdulillah naik cetak. Gue masih nyari tau si klo udah di cetak masih boleh ga ya gue posting di blog? biar yang belum bisa dapet buku nya masih bisa baca puisi gue, se-pede itu ya gue ada yang berminta baca karya gue, tapi klo ada yang bisa jawab plis kasih tau di kolom komentar ya😆 

Penilaiannya oleh juri bukan sistem vote, klo sistem vote gue akan mengerahkan seluruh jejaring sosial gue buat like wkwk. Seumur hidup gue, ini adalah pertama kalinya gue mengikuti lomba bikin puisi. Gue juga masih awam banget di dunia menulis, berbekal cuma suka aja merangkai kata gue beranikan diri untuk ikutan. Semoga sesuai dengan kriteria para juri ya. 

Naskah tersebut gue kasih liat ke Apip, Tara, dan dua temen kantor gue Fajri dan Okta. Gue minta mereka baca dan menebak tema puisi gue apa, untuk menilai apakah puisi gue relate dan sesuai dengan tema nya atau engga. Judul yang gue pilih adalah 'Senyap yang Mengalun'. Dan respon Apip sm Tara itu selalu membuat gue ga takut untuk berharap dan bermimpi lebih tinggi, tulus apa adanya tanpa mengerdilkan atau membuat gue minder, sangat sangat menumbuhkan kepercayaan diri gue. Gue merasa dihargai 😚

Jawaban Apip pertama kali terkait tema adalah kepergian, terus hampa kosong, dan hasil bertanya ke suaminya jawabannya kesendirian. Jawaban Tara kesepian, kehilangan. Klo jawabannya Fajri di tinggal pergi oleh seseorang. Jawaban Okta ga tau, dia ga bisa nebak tema nya apa. Nah, diantara jawaban-jawaban mereka ada yang benar, jadi puisi gue masih releate yaa sama temanya.

Gue ga tau kenapa selama gue menikah, gue bisa lupa dengan luapan rasa menyenangkan ini, seneng menulis dan berkarya. Mungkin karena fokus gue lansung 100% ke suami, dan gue selalu bercerita apapun ke dia, jadi gue merasa aman dan tidak perlu wadah lain kali ya. Tapi setelah gue banyak baca terkait pernikahan, tetep punya hobi, tetep punya hal yang disukai dan tidak 100% ke pasangan malah membuat pernikahan lebih sehat, karena secara emosional pribadinya sudah terpenuhi. Memang ada yang salah di proses kami menjalani pernikahan, tapi sayang nya tidak di cari akar masalahnya malah beliau cari pelarian dan zona nyaman yang haram. Ya setidaknya gue sudah sangay mencoba memperbaiki dan mencari yang salah, tapi memperbaiki sendiri ternyata tidak bisa dan beliau tidak mau. Jadi sekarang gue cuma bisa untuk ikhlas melepas. Mempertahankan sesuatu yang tidak mau dipertahankan juga percumakan. Dia tersiksa karena terpaksa untuk terus bersama, sedangkan hatinya udah bukan untuk gue. Gue juga tersiksa jatuh cinta sendirian, dan tidak mendapatkan hak gue sebagai istri. Gue percaya ini adalah jalan terbaik yang Allah berikan.

Dari bahas lomba puisi jadi merembet lagi ke curhat colongan ya wkwk. Sebenernya masih banyak banget uneg-uneg gue yang tidak tersampaikan ke dia, karena ya dia juga ga mau denger. Masih kerasa ganjel banget dan gue ga suka, tapi ya bisa apa. Jadi ya gue bisa menulis aja yaaa, yang tidak berkenan bisa skip.

Ini salah satu evidence support system terbaik gue. Berkah dan kebaikan Allah buat gue, gue diberikan sahabat seperti Apip dan Tara, padahal gue masih jauh banget dari kata baik buat mereka, dan gue juga ga bisa memberikan rasa yang setimpal buat mereka. Semoga Allah selalu jaga mereka dimana pun mereka berada, aamiin. Dan semoga Allah ijinkan untuk gue, Tara dan Apip bisa bertemu ditempat terbaik di muka bumi ini April 2025, AAMIIN😭


Salam hangat,
Rizqiyani





Tidak ada komentar:

Posting Komentar